Sriwijaya Air - Pesan Tiket Sriwijaya Air Online, Cek Harga & Promo di Traveloka

April 2022 · 6 minute read

Sriwijaya Air melakukan penerbangan perdananya pada 10 November 2003. Saat itu, maskapai ini melayani empat rute penerbangan, yang tediri dari Jakarta – Jambi, Jakarta – Palembang, Jakarta – Pangkal Pinang, dan Jakarta – Pontianak. Selanjutnya, maskapai ini menambah rute penerbangannya secara bertahap, terutama untuk memperluas cakupan domestiknya. Hingga saat ini, Sriwijaya Air beroperasi menggunakan pesawat Boeing, sebuah produsen pesawat terbang yang berdiri pada 1917. Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim merupakan empat tokoh pendiri Sriwijaya Air. Adapun sebagai sebuah perseroan terbatas, pendirian Sriwijaya Air juga didukung oleh beberapa tokoh ahli, seperti Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono, dan Joko Widodo. Pendirian Sriwijaya Air diawali oleh Chandra Lie, yang kini memegang posisi presiden direktur Sriwijaya Air. Pria kelahiran Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung, ini telah merantau ke Jakarta sejak duduk di bangku SMA, dan mengawali kiprahnya di dunia usaha dalam bisnis garmen. Merasakan kendala yang besar dalam hal transportasi setiap kali ingin pulang ke kampung halamannya, Chandra pun melihat peluang besar pada bisnis penerbangan. Setelah membekali dirinya dengan ilmu dan berbagai hal yang diperlukan untuk memulai bisnis ini, Chandra pun mulai mengajukan izin untuk mendirikan PT Sriwijaya Air. Dengan bantuan modal dari saudaranya, pengusaha Hendry Lie, Chandra Lie berhasil mendirikan Sriwijaya Air yang beroperasi sejak awal 2003 dengan pesawat Boeing 737-200. Dalam manajemen Sriwijaya Air, Hendry Lie menempati posisi dewan komisaris bersama para pendiri lainnya, seperti Johannes Bunjamin dan Andy Halim. Dewan ini bertugas untuk mengawasi dan memberikan nasihat kepada direktur perusahaan dalam menjalankan perusahaan yang dipimpinnya. Di bawah pimpinan Chandra Lie, Sriwijaya Air terus mengalami kemajuan. Selama 12 tahun beroperasi, Sriwijaya Air tidak pernah mengalami hantaman berarti yang membuat maskapai ini bermasalah. Chandra Lie berhasil membawa Sriwijaya Air untuk bersaing dan menempati jajaran peringkat atas di ranah penerbangan Indonesia. Kesuksesan ini membuatnya dianugerahi Entrepreneurial Spirit Award dari Ernst & Young Indonesia. Seiring dengan semakin besarnya bisnis Sriwijaya Air, maskapai ini pun membentuk beberapa perusahaan yang tergabung dalam Sriwijaya Air Group. Seluruh perusahaan di bawah Sriwijaya Air Group mengusung nama atau singkatan NAM, yang diambil dari nama Lo Kui Nam, ayah Chandra Lie, Hendry Lie, dan Andy Halim selaku pendiri Sriwijaya Air. Berikut adalah beberapa anak perusahaan Sriwijaya Air: